5 Hal Yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Meminjam Dana Untuk Bisnis

Ilustrasi Pinjaman | Sumber: Freepik

“Terkadang, kita harus kehilangan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu”. Seringkali kutipan kalimat tersebut berlaku bagi para pebisnis.

Untuk mendapatkan pendapatan/penjualan yang lebih besar, kita harus mengeluarkan biaya yang lebih besar pula. Dan ini berarti kita harus memiliki pendanaan yang kuat.

Bagi sebagian pebisnis, terutama untuk pebisnis baru dan pebisnis UMKM, pinjaman menjadi  sumber pendanaan yang paling sering digunakan karena memang memiliki proses pencairan yang cepat serta persyaratan yang tidak terlalu rumit.

Walau bisa diperoleh secara lebih cepat dan mudah dibandingkan sumber dana yang lain, bukan berarti kita bisa langsung mengambil pinjaman tanpa pertimbangan lho.

Berikut ini 5 pertimbangan yang dapat membantu anda sebelum memutuskan untuk mengambil pinjaman untuk usaha anda.

Apakah Saya Benar-Benar Membutuhkan Pinjaman?

Ilustrasi | Sumber: Freepik

Memang benar tambahan dana diperlukan untuk mengembangkan sebuah bisnis. Akan tetapi, ada saja pemilik bisnis yang tidak mau mendapatkan tambahan dana dari pihak ketiga, alias bergantung pada modal sendiri saja (Baca juga:Perhatikan Hal Ini Jika Hendak Berbisnis Dengan Modal Pas-Pasan) .

Tipe bisnis seperti ini biasanya berkembang lebih lambat, karena tambahan modal usaha hanya akan didapatkan dari keuntungan usaha. Itupun jika keuntungan usaha tersebut tidak dipakai untuk keperluan pribadi pemilik usaha.

Meski begitu, tipe bisnis dengan modal pribadi cenderung lebih stabil dan juga tidak akan membuat pemiliknya kerepotan dengan hal-hal seperti menjaga ekspektasi investor, atau mengembalikan uang ke peminjam.

Untuk itu, anda harus benar-benar menemukan alasan yang memperkuat keputusan anda untuk mengajukan pinjaman. Apakah anda memiliki sebuah strategi yang dapat meningkatkan keuntungan usaha anda?

Dan apakah anda yakin bahwa strategi anda hanya bisa dijalankan jika anda memperoleh dana segar dari pinjaman?

Berapa Banyak Pinjaman Yang Saya Butuhkan?

Ilustrasi | Sumber: Freepik

Setelah anda yakin betul bahwa usaha anda memerlukan dana tambahan dari pinjaman, selanjutnya anda harus menghitung berapa jumlah pinjaman yang anda butuhkan. Hal ini untuk menghindari kondisi kelebihan  atau kekurangan dana usaha.

Dana usaha yang baik adalah yang dapat secara produktif dipakai untuk menghasilkan pendapatan / penjualan. Kelebihan dana usaha maksudnya adalah ada sebagian dari dana usaha yang tidak terpakai.

Kalaupun anda ingin melebihkan dana usaha untuk dialokasikan sebagai dana untuk jaga-jaga, jangan sampai jumlahnya terlalu banyak karena dapat merugikan anda dan usaha anda sendiri.

Sebaliknya, jika kondisinya anda kekurangan dana, ini berarti pendapatan/penjualan tidak akan sesuai ekspektasi, walaupun kondisinya anda telah mendapatkan pinjaman dari pihak eksternal.

Untuk mengatasi hal ini, anda bisa membuat sebuah anggaran keuangan. Biasanya anggaran/proyeksi keuangan dibuat dengan mengestimasi target penjualan anda terlebih dahulu.

Dari target penjualan, akan terlihat berapa beban usaha yang harus anda keluarkan. Dari beban usaha yang anda estimasi tersebut, anda kurangi terlebih dahulu dengan modal yang anda punya saat ini. Jika setelah dikurangi masih ada sisa, berarti nilai itulah yang mencerminkan nilai pinjaman yang harus anda dapatkan dari pihak luar.

Apa Jenis Pinjaman Yang Akan Saya Ambil?

Ilustrasi | Sumber: Freepik

Setelah tahu berapa kisaran jumlah pinjaman yang ingin anda peroleh dari pihak eksternal, selanjutnya anda harus memilih jenis pinjaman yang sesuai dengan kondisi usaha anda, kemampuan anda, serta preferensi anda.

Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena setiap jenis pinjaman akan memiliki konsekuensi bisnis  yang berbeda pula di masa depan.

Sebagai contoh, ada pinjaman yang mensyaratkan agunan ada pula pinjaman yang tidak mensyaratkan agunan. Ada pinjaman jangka pendek, ada pula pinjaman jangka panjang. Intinya, pilihan jenis pinjaman yang anda ambil akan membuat konsekuensi bisnis yang berbeda bagi anda.

Selain itu, jika anda seorang muslim maka sangat disarankan anda memperhatikan konsep riba’ dalam setiap pinjaman yang anda lakukan (Baca juga: Melirik Mudharabah, Alternatif Pembiayaan Usaha Yang Lebih Berkeadilan).

Sekarang ini sudah banyak “orang-orang baik” yang mengerti konsep riba’ dan bersedia memberikan pinjaman dengan azas tolong menolong tanpa mengharap imbalan bunga.

Selain itu sudah banyak pula lembaga Baitul Maal yang memberikan dana segar dengan konsep murabahah yang lebih aman dari segi syariah.

Siapa/Lembaga Apa Yang Akan Saya Hubungi Untuk Mengajukan Pinjaman?

Ilustrasi | Sumber: Freepik

Mengajukan pinjaman ke orang pribadi dan ke lembaga memiliki perbedaan satu sama lain, baik dari prosedur untuk mendapatkannya, sampai dengan konsekuensi bisnis setelah mendapatkannya.

Sebagai contoh, jika anda mendapatkan pinjaman dari orang-orang terdekat, bisa jadi anda tidak akan berhadapan dengan prosedur yang ribet untuk mendapatkan pinjaman seperti pada saat anda mengajukan permodalan ke sebuah lembaga.

Di lain sisi, bisa jadi anda justru menghadapi konsekuensi lainnya jika terdapat hal-hal tidak berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan, seperti konflik dan keretakan hubungan.

Intinya, pilihan mengenai siapa yang anda jadikan sebagai sumber dana pinjaman akan menentukan konsekuensi bisnis, bahkan konsekuensi pribadi yang akan anda hadapi kedepannya.

Nah, itulah insight yang dapat Tebi bagikan pada kesempatan ini. Semoga hal-hal ini dapat menambah keyakinan anda untuk memutuskan apakah anda perlu untuk mencari modal tambahan.

Related Posts

Tinggalkan komentar