Dapat Uang Kaget, Kira-Kira Dialokasikan Untuk Apa Ya?
Rezeki terkadang datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Tiba-tiba dapat bonus, tiba-tiba rumah laku, tiba-tiba proyek dibayar. Semuanya serba tiba-tiba, membuat kita tidak siap secara mental untuk menerimanya dan akan berujung pada ketidaksiapan kita untuk mengelolanya.
Kesalahan utama dari banyak orang yang mendapatkan uang kaget adalah menghabiskan seluruhnya untuk pengeluaran yang bersifat konsumtif baik berupa makanan, barang, atau jalan-jalan. Padahal, pengeluaran yang bersifat konsumtif hanya dapat dinikmati sementara saja atau bahkan sekali lewat saja.
Berikut ini beberapa tips dan rekomendasi pengalokasian “uang kaget” agar dana yang anda punya tidak habis begitu saja dengan sia-sia.
Utamakan Yang Wajib dan Mendesak
Saat menerima rezeki tak terduga, jangan sampai anda gelap mata. Selalu rasional dalam bertindak. Dahulukan yang wajib dan mendesak sebagai pertimbangan alokasi kelebihan dana.
Bagi yang beragama Islam, jangan lupa zakat dan sedekah. Karena hal tersebut adalah wujud syukur kita terhadap Sang Pencipta yang telah menganugerahkan rezeki kepada kita semua. Sisihkanlah dana yang anda miliki untuk keperluan ini di muka. Intinya, jangan ditunda!
Bagi yang masih memiliki utang. Segera alokasikan dana ini untuk membuat anda secepatnya terbebas dari utang. Jika memang utang yang anda miliki tersebut tidak boleh langsung dilunasi, sisihkanlah dana anda sebesar estimasi total sisa cicilan yang harus anda bayar. Jangan sekali-kali anda gunakan alokasi ini untuk kepentingan yang lain!
Selain zakat, sedekah, dan membayar utang, anda bisa buat penilaian sendiri terkait apa pengeluaran mendesak yang harus anda segera bayar. Apakah hal tersebut adalah biaya SPP anak, membayar PBB rumah, atau membayar listrik.
Tabungan dan Investasi
Kesalahan utama kebanyakan orang saat mengelola dana adalah mengedepankan konsumsi, lalu sisa-sisa dana yang dimiliki barulah ditabung atau diinvestasikan. Yang benar adalah sebaliknya, sisihkanlah terlebih dahulu dana anda untuk tabungan dan investasi, sisanya baru anda pakai untuk konsumsi.
Menabung dan menginvestasikan uang adalah hal yang serupa tapi tak sama. Istilah menabung mengacu pada kegiatan mengamankan sejumlah dana untuk kebutuhan di masa depan. Sedangkan investasi adalah mengalokasikan sejumlah dana untuk mengambil keuntungan di masa depan.
Karena tujuannya berbeda, maka alokasinya juga harus dibedakan. Uang tabungan biasanya disimpan di tempat yang memudahkan anda untuk mengambilnya kembali jika suatu saat membutuhkannya, seperti di celengan (walau tidak direkomendasikan) atau pada akun tabungan di suatu bank.
Dana investasi bisa disimpan di banyak tempat, tergantung dari preferensi anda dan kemampuan anda untuk menanggung risiko. Mengapa ada risiko pada investasi? Karena kita mengharapkan keuntungan di masa depan. Sesuatu yang menawarkan keuntungan pasti juga menawarkan kerugian (risiko) di waktu yang sama.
Sebagaimana anda memiliki bisnis yang menawarkan keuntungan dan di saat bersamaan juga mengandung risiko yang harus anda waspadai. Oleh karenanya, berinvestasi menuntut usaha lebih dari anda. Semakin besar keuntungan investasi anda, semakin besar risiko investasi tersebut, otomatis semakin besar tuntutan bagi anda untuk berusaha.
Tipe-Tipe Investasi
Sebagai contoh, investasi yang minim risiko adalah tabungan deposito (tabungan berjangka). Tabungan deposito berbeda dari tabungan biasa.
Tabungan deposito hanya bisa diambil setelah melewati jangka waktu tertentu sehingga tidak direkomendasikan untuk diperlakukan sebagai tabungan karena kita akan kesulitan mengambil uang saat dibutuhkan.
Di saat yang bersamaan, tabungan deposito menawarkan imbal hasil yang lebih besar daripada tabungan biasa. Berdasarkan data dari koran online kontan, imbal hasil deposito rata-rata di Indonesia adalah 6% per tahun.
Contoh kedua dari investasi adalah investasi saham. Investasi ini memiliki risiko yang lebih besar daripada deposito karena sangat bergantung dengan performa perusahaan yang sahamnya sedang kita miliki.
Jika perusahaan yang sahamnya kita miliki sedang tidak baik. Bukan tidak mungkin di tahun yang bersangkutan perusahaan tersebut tidak bagi dividen dan harga sahamnya anjlok. Membuat kita sebagai investor juga merugi.
Untuk dapat meminimalisir kerugian kita saat berinvestasi saham, kita dituntut untuk tahu keadaan perusahaan yang kita danai (kita beli sahamnya).
Itu bukanlah perkara mudah, namun hasilnya juga setimpal. Tercatat oleh koran online kontan bahwa pada Januari 2018 tingkat imbal hasil rata-rata saham di Indonesia adalah 11,05%. Hampir dua kali lipat dibandingkan deposito.
Deposito dan saham hanyalah contoh dari sekian banyak produk investasi yang bisa anda pelajari. Selalu ingat bahwa di balik setiap peluang/potensi keuntungan, terdapat risiko yang sepadan. Jika anda belum siap, tidak ada salahnya memulai dari yang kecil terlebih dahulu.
Nah, itulah rekomendasi Tebi terkait pengalokasian dana kaget agar bisa lebih produktif bagi kita. Oh iya, rekomendasi ini juga bisa diterapkan untuk mengalokasikan dana dari penghasilan bulanan anda.
Semoga artikel Tebi ini bermanfaat. Bagi yang ingin terus menggali pengetahuan dan wawasan terkait akuntansi, bisnis, keuangan, dan ekonomi ikuti terus artikel Tebi ini, ya!