Di era digital ini, banyak sekali channel yang bisa kita manfaatkan untuk mempromosikan produk kita. Opsinya pun sangat beragam. Mulai dari yang gratis, yang memerlukan biaya namun masih sangat terjangkau, sampai yang cukup mahal. Nah, apabila kita mempertimbangkan untuk mempromosikan produk kita melalui media digital, artinya kita melakukan digital marketing.
Apa sih yang dimaksud dengan digital marketing? Digital marketing adalah semua usaha marketing yang kita lakukan melalui channel digital. Sementara, marketing sendiri menyangkut produk, servis, tempat, dan juga strategi promosi itu sendiri.
Mungkin sudah banyak yang tahu tentang soft selling dimana kita menyampaikan pesan yang tujuannya mempromosikan produk yang ingin kita jual. Nah, soft selling ini biasanya dilakukan dengan bercerita. Akan tetapi perlu diingat ya bahwa pesan yang mau kita buat melalui cerita (atau bisa juga dinamakan edukasi), tujuannya tetaplah agar produk kita ini terjual. Jadi, langkah apa sih yang diperlukan untuk bercerita lewat digital marketing?
Kenali konsumen kita
Langkah pertama yang perlu kita ketahui adalah mengenali konsumen kita. Tentukan demografi target konsumen kita (gender, usia, lingkungan tempat tinggal, dsb). Termasuk psikografis mereka seperti misalnya ibu bekerja kantoran, bekerja di rumah namun aktif berkegiatan di luar rumah, dsb. Lebih detail akan lebih baik. Misalnya, ibu bekerja kantoran adalah di jam berapa (9 pagi — 5 sore atau 8 pagi — 4 sore, dsb). Kira-kira apa saja channel yang mereka pakai (instagram, WA, twitter, facebook, dsb). Dengan mengetahui target konsumen kita dengan jelas, kita tahu dari mana dan bagaimana kita akan mempromosikan produk.
Tentukan channel yang mau kita pakai
Misalnya, apabila konsumen kita lebih aktif di WA dibandingkan instagram, kita cukup menggunakan wa untuk bisnis misalnya. Itu akan menjadi touch point yang kita pakai untuk mempromosikan produk. Maka promo yang dilakukan lebih banyak di WA status dibandingkan instagram story.
Temukan keunikan produk kita
Langkah pertama, cari tahu dulu keunikan produk kita. Apa yang membuatnya berbeda dengan produk lainnya? Adakah cerita untuk dibalik itu?
Buatlah narasi yang menarik
Marketing identik dengan bercerita. Kalau tidak ada cerita maka akan hanya seperti berjualan atau hard selling. Apabila kita sudah menemukan keunikan dari produk kita, kita bisa mencoba membuat narasi yang menarik. Pesan yang mau kita sampaikan harapannya bisa membuat orang lain atau target market kita teredukasi.
Nah, ujung dari edukasi harus selalu tambahkan call to action. Karena kita ingin menjual produk, maka call to action atau CTA kita adalah target konsumen membeli produk kita.
Contohnya:
Apabila kita menjual rendang, kita bisa menceritakan rendang ini berasal dari daerah Sumatra bagian mana, apakah resep ini turun temurun dari keluarga kah, adakah bahan khusus yang dipakai atau teknik tertentu yang unik pada pembuatannya, dsb.
Eksperimen berulang kali sampai menemukan strategi yang tepat
Cobalah untuk bereksplorasi dalam eksperimen bercerita lewat digital marketing. Seperti harus berapa kali kita memberikan pesan yang sama, karena engagement baru akan kita ketahui apabila kita melakukan eksperimen. Misalnya saja dalam menentukan apakah mau meng-endorse influencer mikro atau makro. Kita bisa mulai dari yang effort-nya belum terlalu besar terlebih dahulu. Misal tidak langsung ada perjanjian komersial namun hanya berupa barang. Nanti, kita bisa lihat berapa konversi yang kita dapatkan ke penjualan.
Catat semua cara dan hasil yang kita lakukan agar data yang kita dapatkan objektif
Dari hasil eksperimen yang kita lakukan tadi, kita harus selalu catat dan evaluasi. Kesalahan yang sering terjadi adalah kita menjadi cepat puas dan tidak mau mengubah strategi. Padahal dengan kondisi sekarang, banyak sekali kompetitor yang bisa dengan mudah meniru strategi yang kita lakukan. Maka dari itu, rajinlah untuk mendokumentasikan langkah dan strategi kita terutama dalam bercerita di digital marketing karena narasi yang kita gunakan juga akan sangat menentukan.
Contohnya:
Target konsumen : ibu-ibu pensiunan paruh baya yang sudah jarang memasak sendiri
Produk : Frozen rendang
Harga : Rp 40.000/250gr
Touch point : Market day WA Grup RT
Strategi Promosi : Video mukbang 5 menit, caption cerita tentang resep keluarga, testimoni 2 orang
Target : Pembelian 20 pack dari total 100 keluarga yang melihat
Jangan lupa lakukan analisis dan ukur segala usaha yang kita lakukan. Misalnya, berapa banyak penjualan yang didapat dari effort rupiah yang dikeluarkan. Apakah efektif? Perlu kah ditambah? Dsb.
Selamat mencoba dan semoga berhasil, ya!
Penulis: Layalia Fatharani