Mendengar Keinginan Pelanggan adalah kunci

sumber : instagram.com/laniratnasari

Buat kamu yang pernah ngerayain ulang tahun teman, keluarga, atau orang yang disayangi atau yang sudah menikah, pasti pernah dong yang namanya cari-cari party planner atau wedding organizer? Atau yang lagi hits banget nih jaman now adalah bridal shower atau baby shower

Nah, pastinya untuk perayaan-perayaan tersebut kita butuh banget yang namanya dekorasi atau mendesign ruangan atau tempat pestanya agar menjadi lebih meriah, menarik dan semakin cantik tentunya.

Untuk mendekorasi acara ulang tahun, pernikahan ataupun bridal shower butuh seseorang ataupun suatu perusahaan jasa 

dekorasi yang membantu kita untuk menciptakan atau mewujudkan dekorasi seperti apa sih yang kita mau saat merayakan sebuah acara pesta. Disini, kita akan membahas salah satu perushaan jasa dekorasi yang hits di Bali.

L Decoration adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa dekorasi dan design sekaligus untuk pengerjaan dekorasi pesta seperti ulang tahun, pernikahan, sampai dengan syukuran.

L Decoration berlokasi di Bali yang mana merupakan salah satu wedding destination yang sangat digemari baik domestik ataupun luar negeri. L Decoration ini sudah berdiri sejak tahun 2014 yang didirikan oleh A.A Lani Ratnasari atau akrab dipanggil Kak Lani.

Saat masih duduk dibangku kuliah, Kak Lani mengambil jurusan Arsitektur, di mana dunia dekorasi sebenernya tidaklah terlalu jauh dari jurusan yang diambil olehnya karena masih berbau seni dan design. 

Kak Lani memulai bisnisnya bermodalkan hobi dan kesenangan sendiri walaupun tidak memiliki latar belakang bisnis dan tidak pernah belajar bisnis yang ternyata mendapat feedback yang baik saat itu. Ditambah lagi, saat mengikuti Astra Startup Challenge 2018 lalu Kak Lani mendapatkan kesempatan untuk belajar banyak lagi tentang bisnis dan jadi lebih banyak tahu tentang konsumen.

Untuk dapat mendengarkan pelanggan, kita harus tahu betul siapa pelanggan kita dan apa yang mereka inginkan. Ada banyak metode untuk mengetahi apa yang pelanggan inginkan, namun disini Kak Lani menggunakan metode sebagai berikut.

sumber : instagram.com/l.foryou

  • Determine The Market Trend

Untuk menentukan market trend, kita bisa terlebih dahulu mem-profile konsumen kita. Setiap brand/perusahaan/product memiliki karakteristik konsumen yang berbeda beda, pada dasarnya bahkan semua konsumen adalah berbeda, dengan sampling beberapa profile yang sering melakukan transaksi terhadap produk kita secara general, segmentasi terdapat beragam jenis, namun pada hal ini LDecoration menggunakan segmentasi: demografi, geografi, psikografi, sociocultural. 

Sebelum launching product tentu kita harus melakukan riset berkaitan dengan type product yang sedang trend tapi belum booming di pasaran, untuk mengetahui jenis produk seperti ini biasanya menilai dari kalangan mana yang membeli produk tersebut. Saat sebuah produk mahal & belum booming digemari oleh konsumen kalangan atas, maka produk itu memiliki potensi untuk diduplikat dengan kualitas yang lebih rendah & terjangkau sehingga bisa diserap oleh kalangan yang lebih banyak (ini kurang lebih asal usul sabuk LV kw super yang ada di pasaran). Mengingat konsumen dari LDecoration sendiri merupakan kalangan konsumen yang konsumtif dengan buying power yang lebih rendah.

  • Test The Product

Dalam proses ini membuat product yang dipajang di social media, baik di feed maupun instastory (mengingat L Decoration menggunakan Instagram sebagai key channel untuk memasarkan produk kami). Dari sana mereka dapat melihat antusiasme konsumen, baik berupa like, comment dan direct message yang memperlihatkan feedback pelanggan terhadap produknya. 

Seperti yang kita ketahui, bahwa Instagram memiliki feature untuk melihat engagement konsumen terhadap post kita. Namun, itu tidak 100% menjamin nilai antusiasme konsumen, data tersebut penting namun yang lebih realistis adalah keputusan pembelian konsumen terhadap produk tersebut. Sehingga kita dapat mengambil kesimpulan bahwa produk yang kita tes layak untuk dipasarkan lebih lanjut atau tidak. 

Proses test  dapat dilakukan berkali-kali, bahkan untuk produk yang sama, karena dalam satu waktu kita melakukan post, post tersebut belum tentu dijangkau oleh 100% jumlah dari audience kita. Beberapa cara yang dilakukan untuk test produk antara lain.

  • Siapkan produk, pastikan product ini adalah final product yang akan dijual (bukan prototype).
  • Siapkan latar/background foto yang menarik, untuk membangun antusiasme audience. Pengambilan foto akan lebih baik dengan kamera berkualitas baik, karena akan menentukan kualitas jual. 
  • Berikan promo dalam jangka waktu tertentu, seperti gratis ongkir, diskon, beli satu gratis satu, atau Instagram quiz untuk lebih meningkatkan engagement. 
  • Sangat disarankan untuk mengambil foto dengan beragam background dan style sebagai stock foto produk, foto ini dapat dimanfaatkan untuk kembali di post baik di feed ataupun story, dan dapat juga digunakan untuk menjelaskan detail pada saat konsumen datang dan bertanya tentang detail bahan/warna dan lainnya tentang produk tersebut. Selain foto styling juga sangat penting untuk membuat foto skala (perbandingan tangan atau benda-benda tertentu). 

Setiap data yang masuk berupa : jumlah like, comment, tag, direct message, whatsapp chat, call, hingga pembelian kita rangkum dalam sebuah table. Data tersebut kita hitung konversinya dari infomasi diatas menjadi sales, jika konversi 10:1 maka produk tersebut dikategorikan mampu di-up untuk menjadi trend.

Jadi, yang namanya mencatat data khususnya data konsumen itu penting sekali, karena dari sana kita akan bisa mengambil keputusan dan mementukan arah, data dan kita sebagai pelaku usaha bisa mengakses data ini langsung dalam proses tanya-tanya oleh konsumen hingga proses pembelian. Setiap kalimat konsumen itu bisa berubah menjadi data, dari sekedar “kak ini harganya berapa” itu berubah jadi satu lead, itu mengapa sangat penting untuk mencatat setiap detailnya.

  • Hearing The Consumen

Setelah tahap uji coba, akhirnya kita akan memastikan sebuah produk yang kita rasa akan menjadi trend kedepannya. Kita mulai menjual produk tersebut secara komersialkan, dari sini kita akan mendapatkan feedback lebih lanjut, baik berupa pujian maupun complain. 

Sebagai pengusaha kita tidak boleh takut dengan complain karena complain yang akan membesarkan kita. Dari feedback tersebut juga kita akan tahu, kekurangan dan kelebihan dari product ini, kelebihan ini akan kita eksploitasi lebih lanjut, sedangkan kekurangannya akan digunakan untuk membenahi produk tersebut, atau membuat produk baru yang sesuai dengan deskripsi kekurangan tersebut. 

Namun perlu dicatat juga, bahwa tidak semua complain tersebut perlu kita dengarkan, karena jika perbandingannya terlalu minor, bisa dianggap revisi itu sebagai bentuk selera yang customize dari konsumen sehingga tidak perlu di massal-kan.

Di setiap brand, proses pembuatan produk pasti akan satu atau beberapa produk populer yang harus kita dongkrak kembali dan wujud menjadi si produk-produk populer tersebut juga bisa dilakukan dengan 3 step diatas.

Dan yang penting dari setiap data yang kita miliki itu kita bisa benar-benar memetik insight yang kita bisa gunakan sebagai senjata membesarkan usaha kita, baik data, kritik dan saran semuanya fungsinya untuk itu.

Related Posts

Tinggalkan komentar