Belajar Bekerja Sepenuh Hati Dari Mas Tamam

Mas Tamam, Founder Karapan.id

“Orang biasa yang bekerja luar biasa” merupakan sebutan yang tepat untuk para pebisnis seperti Mas Tamam.

Lahir dan tumbuh dari keluarga biasa, Mas Tamam menjelma menjadi orang yang luar biasa berkat usahanya yang juga  luar biasa.

Berikut sekelumit kisah perjuangan Mas Tamam dalam menjalankan bisnisnya, semoga bisa menjadi inspirasi untuk kita semua.

Berawal Dari Keresahan

Nama lengkapnya adalah Badrut Tamam Hikmawan Fauzi. Namun orang-orang biasa memanggilnya Tamam. Mas Tamam adalah seorang pemuda asal Surabaya.

Mas Tamam sempat bekerja di Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan keamanan RI (Kemenko Polhukam). Pengalamannya itu memberi ia bekal berupa kondisi komoditas daging sapi di Indonesia.

Dari pembelajaran yang ia ambil selama bekerja di Kemenko Polhukam, Mas Tamam menilai ada banyak problem yang harus dientaskan guna meningkatkan kesejahteraan peternak sapi di Indonesia.

Tidak berhenti sampai situ saja, Mas Tamam juga memikirkan solusi agar pernyataannya ini tidak hanya menjadi wacana melainkan sebuah aksi nyata.

Dari situ, lahirlah Karapan, perusahaan start-up teknologi yang bergerak di bidang peternakan.

Karapan

Karapan merupakan Science-tech Start-up yang berbentuk toko peternakan online dengan jaminan kualitas yang tinggi. Karapan sekarang juga telah memperoleh  sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Melalui Karapan, Mas Tamam dapat membantu petani dan peternak sapi untuk mengelola usahanya dengan lebih baik lagi dengan dibantu sebuah aplikasi, serta menjamin penjualan dan pemasaran melalui e-commerce.

Kesungguhan dan Kegigihan Mas Tamam

 

Agar Karapan dapat mengembangkan sayapnya dengan cepat, Mas Tamam dituntut untuk mempelajari dan menguasai bisnis yang digeluti (peternakan sapi) dalam waktu yang singkat.

Hal ini menuntut Mas Tamam untuk terjun langsung ke lapangan guna mempelajari pola dan proses peternakan sapi.

Selama beberapa waktu, Mas Tamam sempat tinggal bersama peternak sapi di kandang sapinya. Bahkan, Mas Tamam bercerita bahwa ia juga mencoba makanan yang sapi makan, meminum minuman yang sapi minum.

Dari semua pengalaman lapangannya tersebut, ia benar-benar fokus mempelajari setiap tahap yang diperlukan dalam beternak sapi dan selalu memantau perkembangan sapi dengan cermat. Melalui proses itulah Mas Tamam bisa belajar model bisnis peternakan sapi dengan cepat.

“Ya mau gimana lagi, biar saya belajar beternak yang baik. Sekaligus merasakan bagaimana kehidupan peternak kami, sebagai motivasi memajukan karapan untuk kesejahteraan mereka juga. Saya juga senang sekali, menemukan peluang peluang yang tidak akan saya dapatkan jika saya hanya duduk nyaman di tempat kerja.” Ujarnya.

Kesungguhan dan kegigihannya itulah yang membuat Karapan bisa berkembang sampai ke level sekarang ini. Dengan 200-an lebih mitra peternak, Karapan mencatat omzet penjualan hewan qurban pada 2017 lalu mencapai Rp 3,2 Miliar.

“Ya mau gimana lagi, biar saya belajar beternak yang baik. Sekaligus merasakan bagaimana kehidupan peternak kami, sebagai motivasi memajukan karapan untuk kesejahteraan mereka juga. Saya juga senang sekali, menemukan peluang peluang yang tidak akan saya dapatkan jika saya hanya duduk nyaman di tempat kerja.”

Tidak berhenti sampai situ, Karapan juga telah meraih banyak sekali penghargaan. Salah satunya adalah kemenangan Karapan pada kompetisi TheNextDev 2017 yang hadiahnya adalah menjadi perwakilan untuk bertandang ke Sillicon Valley, Amerika Serikat.

Banyak sekali pelajaran yang bisa kita petik dari sekelumit kisah perjuangan Mas Tamam menyukseskan Karapan dan peternak di Indonesia.

Yang perlu kita sama-sama resapi adalah, kesuksesan tidak datang semudah membalik telapak tangan. Kesuksesan merupakan hasil dari berjuta-juta butir keringat dan airmata yang telah kita keluarkan.

Seorang yang luar biasa bukan berarti terlahir sebagai seorang yang luar biasa. Seorang yang luar biasa adalah orang biasa, yang dengan sepenuh hatinya, bekerja dengan luar biasa.

 

Related Posts

Tinggalkan komentar