5 Tips Membangun Bisnis Untuk Anak Muda

Sumber: Freepik

Anak muda berbisnis, siapa takut? Memulai bisnis di usia muda memang menantang, tapi bukan berarti tidak mungkin. Berikut ini 5 tips membangun bisnis untuk diperhatikan anak muda yang tertarik memulai bisnis.

Jadilah Entrepreneur Bukan Wantrepreneur

Sumber: Freepik

Anak muda biasanya suka sekali mengikuti tren. Kebiasaan selalu update dan mengikuti tren kekinian dianggap sebagai suatu hal yang keren. Jika anda menjadi pebisnis hanya karena ingin terlihat keren, ini dinamakan wantrepreneur.

Wantrepreneur biasanya hanya peduli terhadap hasil akhirnya saja. Bayangan akan kesuksesan pebisnis yang sepintas terlihat keren membuat mereka memutuskan untuk mulai berbisnis tanpa menyadari bahwa jalan menuju kesuksesan itu penuh duri dan berliku-liku.

Alhasil, banyak dari mereka yang “tumbang” di tengah jalan. Lain halnya jika anda berbisnis karena memang ada motivasi internal seperti suka berdagang sedari kecil atau memiliki ide yang anda yakini dapat membantu mengentaskan permasalahan di masyarakat.

Jika yang terjadi seperti ini, maka anda akan memiliki mental entrepreneur yang salah satunya adalah menyukai tantangan dan memiliki sifat pantang menyerah. Karakter inilah yang nantinya akan membawa anda menuju kesuksesan

Jangan Merekrut Terburu-Buru

Sumber: Freepik

Kesalahan utama saat merintis usaha adalah menyamakan antara usaha orang lain yang sudah besar dengan usaha kita yang baru dimulai. Banyak sekali aturan-aturan yang seringkali bentrok diantara kedua jenis usaha ini.

Salah satunya adalah soal karyawan. Kita tahu bahwa memiliki tim akan mengoptimalkan pekerjaan yang dilakukan. Dengan adanya tim, kita bisa melakukan pembagian tugas, membuat sistem kerja, dan otomatis membuat pekerjaan dapat terselesaikan dengan efektif dan efisien.

Namun, pada saat usaha anda masih baru ada baiknya anda pikirkan cost dan benefit dari merekrut karyawan. Bisa jadi terlalu tergesa-gesa merekrut karyawan malah menyebabkan bisnis anda rugi! Selalu perhitungkan matang-matang sebelum mengambil keputusan.

Mulailah Bisnis Dengan Mengacu Pada 3 Hal Ini

Sumber: Freepik

Memang benar bahwa sesuatu akan terasa lebih mudah dan menyenangkan jika hal tersebut adalah yang kita sukai/gemari. Tapi, saat berbisnis anda tidak bisa bergantung pada hal itu saja.

Setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan memulai bisnis yakni apa yang kita sukai/gemari, apa yang kita kuasai, dan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.

Jika kebetulan apa yang anda sukai juga digemari oleh masyarakat, berarti anda tinggal berusaha untuk benar-benar menguasai hal tersebut.

Jika apa yang anda kuasai juga kebetulan anda sukai, berarti tugas selanjutnya adalah mengecek apakah masyarakat juga membutuhkannya. Intinya, jangan fokus pada 1 sisi saja (hal yang digemari) tapi pertimbangkan juga 2 hal kunci yang lain (hal yang dikuasai dan hal yang dibutuhkan masyarakat).

Pivot, Kenapa Tidak?

Sumber: Freepik

Dalam berbisnis, pivot (perubahan skema dalam bisnis) menjadi hal yang lumrah. Sebagai pebisnis pemula sangatlah wajar jika anda masih menerapkan trial and error. Hal ini karena terbatasnya pengetahuan dan pengalaman.

Trial and error membuat bisnis seringkali pivot mulai dari berubah model bisnis, berubah target pasar, bahkan sampai berubah produk. Yang harus dipastikan saat melakukan pivot adalah, menjaga agar perubahan yang terjadi tidak mengubah visi bisnis anda.

Memiliki Tolok Ukur Yang Jelas

Sumber: Freepik

Kebanyakan pebisnis pemula terjebak pada rutinitas yang tidak berujung. Atau ekstrimnya lagi, mereka merasa sudah melakukan segalanya, penjualan masih belum maksimal, lalu bingung harus melakukan apa.

Itu sebabnya anda harus memiliki tolok ukur/indikator yang jelas untuk menjadi pedoman anda dalam pebisnis. Anda bisa mulai membuat indikator yang bersifat general seperti angka penjualan, target kualitas produk, dan jumlah pelanggan setia.

Lalu anda bisa breakdown ke dalam tolok ukur yang lebih detil agar anda lebih mudah membayangkannya. Sebagai contoh, angka penjualan bisa anda breakdown menjadi angka penjualan per produk.

Teruslah memantau tolok ukur yang anda gunakan dari waktu ke waktu. Lihat perkembangannya, dari situ buatlah strategi jitu yang sesuai dengan kondisi dan target usaha anda.

Related Posts

Tinggalkan komentar